Kamis, 30 Mei 2028
Setelah tiga hari sejak 28 Mei 2024, Bimtek Penguatan Jaringan Komunikasi Provinsi ditutup oleh Widya Prada Ahli Utama dari Direktorat SMA, Purwadi Sutanto. Purwadi Sutanto yang mantan Direktur Pembinaan SMA itu mengklaim Jaringan Komuniasi SMA (Jarkom SMA) berdiri sejak ia menjabat dan sampai hari ini masih dipertahankan. Sesuai dengan namanya, Jarkom SMA diniatkan untuk menjaring (memfilter) informasi agar sampai kesasaran dengan tepat tanpa distorsi.
Purwadi Sutanto mengingatkan pentingnya peserta Penguatan Jarkom SMA yang terdiri atas unsur Humas Disdikpora, BPMP, MKKS SMA, Guru Penggerak dan Ibu-ibu Profesional selalu berkolaborasi dalam jaringan komunikasi demi keamanan dan kenyamanan bersama. Zaman serba digital jangan sampai terjadi misinformasi, delay information, atau blokking information. ‘’Jangan lupa bahwa, kekisruhan, perceraian, bahkan peperangan yang terjadi dominan terjadi karena disharmoni dalam komunikasi. Oleh karena itu, perlu jaringan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang utuh dari sumber informasi (komunikator) sampai secara utuh pula pada sasaran (komunikan) melalui pesan bermedia bahasa. Oleh karena itu, penguasaan keterampilan berbahasa menjadi hal mutlak yang harus dikuasai oleh mereka yang terlibat dalam Jarkom SMA”, kata Purwadi Sutanto mengingatkan peserta yang menjadi ujung tombak dalam suksesnya komunikasi.
Secara teori memang demikian adanya. Namun pada kenyataannya, tidaklah semudah itu. Lebih-lebih bagi Indonesia yang negara kepulauan yang berbhineka. “Persoalan komunikasi sering terjadi interpretasi yang berbeda akibat pemahaman bahasa yang tidak sama antara komunikator dan komunikan”, kata Sunaryono Kepala SMA Negeri 70 Jakarta.
Namun demikian, Jarkom SMA yang sudah mendapat pelatihan ini diharapkan tidak mudah menyerah lebih-lebih pesertanya juga melibatkan ibu-ibu profesional yang berada di garda terdepan dalam urusan parenting. Dengan bahasa keibuan, diharapkan kehalusan budi terbentuk sebagaimana halnya dalam proses pengasuhan dalam keluarga. Seiring dengan itu, karakter anak yang beretika bisa dilahirkan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Profil ini dimulai dari pola asuh di keluarga, di lanjutkan di sekolah, dan dikuatkan di masyarakat. Inilah jaringan komunikasi dalam konteks Tri Sentra Pendidikan seperti yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara. “Marilah jadikan Jarkom SMA sebagai wadah komunikasi yang efektif untuk tidak lelah berbuat kebaikan agar berbiak di seluruh ekosistem pendidikan””, demikian Purwadi Sutanto mengakhiri sambutannnya seraya mengajak seluruh peserta mengaplikasikan semua ilmu, metode, dan praktik baik yang diperoleh selama pelatihan berlangsung (ntk).
0 Komentar