DI SMA NEGERI 2 KUTA SELATAN
Kegiatan Pasraman Kilat yang diadakan setiap jeda semester di SMA Negeri 2 Kuta Selatan dilaksanakan secara berdiferensiasi mulai selama dua hari (15–16 Juni 2024). Pesertanya siswa kelas XI bertujuan untuk memberikan wawasan tentang tatwa, susila, dan upacara. Selama ini, Umat Hindu termasuk siswa suntuk melaksanakan upacara ritual keagamaan dengan minim pemahaman tatwa dan susila. Oleh karena itu, melalui Pasraman Kilat, peserta didik diajak memahami ritual keagamaan yang kaya dengan simbol untuk dikupas maksudnya. Demikian disampaikan oleh I Wayan Satriya Trisnady, S.Pd., guru Agama Hindu yang menjadi Ketua Pasraman Kilat di SMA Negeri 2 Kuta Selatan.
Sebagai Ketua Panitia, ia juga mengajak siswa mengoptimalkan waktu untuk melaksanakan program sekolah ini dengan baik dan benar, lascarya ngayah,” Ujar I Wayan Satriya Trisnady, S.Pd. memotivasi peserta.
Pasraman Kilat pada hari I, Sabtu 15 Juni 2024, diawali dengan persembahyangan bersama di Padmasari Sekolah diikuti oleh seluruh siswa Kelas XI. Selanjutnya, seluruh peserta diajak mengikuti Dharma Shanti Nyepi Isaka 1946 yang dilaksanakan oleh Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Kuta Selatan. Tampil sebagai narasumber dalam Dharma Shanti adalah Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M. Hum. Hadirnya MDA Kecamatan Kuta Selatan sebagai penyelenggara Dharma Shanti melibatkan siswa adalah bentuk kerja sama untuk mepererat Kerjasama antar pihak Majelis Desa Adat dengan pihak sekolah.
Pemaparan materi yang disampaikan Prof. Suarka sangat lugas dan logis mudah dipahami. “Luar biasa, materi yang disampaikan sangat lugas dan banyak mengundang pertanyaan yang datang dari pengurus desa adat untuk memahami filsafat (tatwa) agama agar tidak terjebak dalam tradisi mula keto”, demikian disampaikan Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Dr. Drs. I Nyoman Tingkat, M.Hum. Untuk harapnya Kerjasama antara desa adat dan pihak sekolah bisa dilanjutkan pada masa yang akan datang.
Pada Minggu, 16 Juni 2024 SMA Negeri 2 Kuta Selatan melanjutkan kegiatan pasraman hari ke-2 dengan berbagai macam kegiatan praktek yang sudah di pilih para peserta didik melalui google form pada hari sebelum kegiatan pasraman kilat ini dimulai. Selain itu, pada hari ke-2 juga hadir Ibu-Iibu Paiketan Krama Istri (PAKIS) Kuta Selatan dan remaja Hindu Kecamatan Kuta Selatan, yang tergabung dalam wadah Sekaa Teruna (yowana). Mereka mengikuti pelatihan Salon Kecantikan busana Adat Bali dengan narasumber Dr. Anak Agung Ketut Ayu Agung, pemilik Salon Agung. “Respon peserta terhadap pelatihan Salon Kecantikan ini sungguh luar biasa. Ibu-ibu, yowana, dan siswa tampak bergembira dengan payas tradisional Bali yang memesona penuh filosofis yang dijelaskan secara lugas oleh narasumber sambil megedukasi para peserta terkait jenis pepusungan, seperti pusung tagel (untuk wanita dewasa) dan pusung gonjer (untuk yowana)”, kata seorang Ibu dari Jimbaran yang merasa dimanjakan dalam kegiatan ini.
Teknik sanggul yang diajarkan merupakan sanggul yang sudah terkenal dan sering dipakai untuk acara resmi. Beberapa teknik sanggul tradisional yaitu, Tengkuluk Lelunakan, Sanggul bali dan Teknik Sanggul modern. Selain mengajari Teknik sanggul, beliau juga mengajarkan cara mengrias wajah. Diharapkan dengan pelatihan ini, ibu-ibu dapat merias wajah sendiri ketika menghadiri undangan atau acara adat tanpa perlu ke salon untuk lebih henat.
Sementara itu, di ruang lain juga berlangsung kegiatan praktek majejaitan, tabuh, dharma gita, ngulat klakat, nyurat lontar, dan Tari Bali yang dibina oleh para guru di sekolah.
Dua hari Pasraman Kilat di SMA Negeri 2 Kuta Selatan sangat seru dan menggugah peserta memahami nilai-nilai Hindu dalam keseharian. Para siswa dapat berkolaborasi dengan tokoh-tokoh adat dan berinteraksi dengan LKP Salon Agung dan mendapat pencerahan dari Profesor Suarka. Peserta dapat mengikuti kegiatan Pasraman secara berdifrensiasi sesuai dengan bakat dan minatnya (ads).
0 Komentar